IDEALISME VS REALISME. Mana yang Terbaik ?

Selalu ada pilihan dalam menentukan keputusan. Hal ini dipengaruhi oleh dua hal, yaitu idealisme dan atau realisme. Setiap orang pasti memiliki  kecenderungan mana yang lebih dominan. kecenderungan ini tergantung kepada banyak hal, misalnya :

  • Pengalaman hidup
  • Pendidikan
  • Pengaruh orang-orang terdekat
  • Budaya
  • Tokoh atau idola yang menginspirasi

Sikap idealis dan realis bukanlah hal yang kontradiktif. keduanya tidak bisa berdiri sendiri. Idealisme memerlukan realisme. Kedua hal tersebut harus berjalan bersama, saling melengkapi satu sama lain secara absolut supaya hidup ada progresifitasnya. tanpa realisme, idealisme hanya mimpi semata.

Sikap realistis diperlukan untuk memahami kondisi riil dilapangan. sedangkan sikap idealis diperlukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan yang terjadi di dalam realita. Tapi saat ini banyak masyarakat yang menganggap bahwa idealisme adalah konsep yang seharusnya ditinggalkan supaya mendapatkan hidup yang baik. sebelum menilai hal tersebut benar atau salah, ada baiknya kalau kita mengerti dulu mengenai apa itu idealisme dan realisme.

IDEALISME

Dalam kbbi.web.id, idealisme adalah (1) Aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami; (2) Hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna; (3) aliran yang mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dengan kenyataan.

Setiap manusia pasti memiliki sisi idealisme. Idealisme ini tumbuh secara perlahan dalam jiwa seseorang dan termanifestasikan dalam bentuk perilaku, sikap, karakter, ide dan cara berpikir. Ada 3 faktor yang menjadikan seseorang memiliki sikap idealis, yaitu :

  • Imajinasi atas impiannya. Ketika seseorang memiliki impian, ia berimajinasi seakan-akan impiannya itu adalhan impian yang hebat akan tetapi ia cenderung lupa untuk melihat kondisi saat ini.
  • Passion. Karena ia merasa telah menemukan passionnya, kemudian ia merasa seakan-akan dirinyalah yang paling benar dan paling tahu.
  • Doktrin. Hal ini terjadi berdasarkan keyakinan-keyakinan yang ia dapat di masa lalu, nasihat dari orang yang menginspirasi dia. Sehingga doktrin ini membentuknya menjadi idealis.

Memiliki sikap idealis bukanlah kesalahan. Bahkan idealisme itu sebenarnya sangat diperlukan. Sebutlah tokoh-tokoh dunia yang memiliki pengaruh yang kuat seperti Ir. Soekarno, Mahatma Gandhi, Steve Job dan tokoh-tokoh lainnya yang penuh dengan idealisme-idealismenya.
Source : Google.com

Pada masa muda, Soekarno sudah terbiasa dengan pemandangan perbudakan bangsa penjajah terhadap kaum pribumi.  Ketika beranjak dewasa, beliau menyadari bahwa apa yang dilakukan oleh bangsa penjajah itu adalah suatu kesalahan yang kemudian memunculkan sikap idealis Soekarno untuk memerdekakan Indonesia.

Selain contoh positif diatas, terlalu idealispun bisa berefek negatif. Bahkan banyak orang yang terlena dengan idealismenya, terlalu memegang teguh prinsipnya dan seakan-akan memakai kacamata kuda. Sehingga mengakibatkan ia tidak sampai kepada apa yang dia inginkan. Ia lupa melihat realita saat ini karena sibuk berfantasi dengan mimpinya. Jadi seharusnya ketika ingin mencapai impian, kita harus melihat dulu realita yang terjadi. Misalnya kita tidak memaksakan passion kita sebagai pekerjaan utama kalau memang tidak menghasilkan uang yang bisa mengcover seluruh kebutuhan hidup kita. Dengan melihat realita,  kita bisa menyusun strategi untuk mencapai impian kita. 


REALISME

Dalam kbbi.web.id, realisme adalah paham atau ajaran yang selalu bertolak dari kenyataan.

Realisme adalah suatu sikap atau pola pikir yang mengikuti arus individu yang realistis. Cenderung bersikap mengikuti lingkungan dan mengabaikan beberapa/ semua nilai kebenaran yang diyakininya. Sama seperti idealisme, realisme juga tumbuh secara perlahan dalam jiwa dan pikiran seseorang. Nilai-nilai realisme yang mempengaruhi individu pada umumnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan materi. Namun tidak menutup kemungkinan juga berkaitan dengan hal-hal seperti politik, hukum, budaya, sistem kepercayaan dan lainnya.

Kaum realis melihat sesuatu sesuai dengan apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi. Di setiap sisi kepala kita pasti ada realisme, yaitu sesuatu yang tidak bisa kita tolak kebenarannya. Bahkan banyak yang percaya bahwa kalau kita tidak realistis, kita tidak akan bisa bertahan hidup.

Menjadi realis atau idealis adalah pilihan. Namun menyeimbangkan keduanya dalam kehidupan kita bukanlah hal yang mustahil. Keseimbangan antara idealisme dan realisme ini dapat menghasilkan output yang tentunya lebih baik dibanding kalau kita memiliki kecenderungan ke salah satunya saja.

Akan tetapi pada kasus tertentu, perpaduan antara idealisme dan realisme-pun harus disesuikan dengan kondisi. Mungkin kecenderungan terhadap salah satunya adalah keputusan yang tepat ketika menghadapi suatu masalah. Seperti yang sudah disebutkan diatas, sikap realistis diperlukan untuk memahami kondisi riil dilapangan, sedangkan sikap idealis diperlukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan yang terjadi di dalam realita.

Post a Comment

0 Comments